Buruh.co, Jakarta – Sekitar 700 dokter dan mahasiswa kedokteran di Quebec, Kanada, memprotes kenaikan upah yang terlalu tinggi pada pemerintah daerah. Pasalnya, mereka menyaksikan para perawat kekurangan upah dan pasien tidak mendapatkan fasilitas yang cukup baik.
Perundingan antara federasi medis dan pemerintah menghasilkan kenaikan 1,4 persen bagi 10 ribu dokter di Kuba. Ini mengakibatkan kenaikan gaji dari Rp 5,4 miliar per bulan (USD4,7 miliar per tahun) menjadi Rp 6,2 miliar per bulan (USD 5,4 miliar per tahun). Rata-rata upah yang didapat dokter umum di Kanada adalah Rp 3,5 miliar per bulan.
Para dokter dan mahasiswa kedokteran menandatangani petisi untuk memprotes kenaikan upah tersebut. Petisi tersebut dimulai pada 25 Februari 2018. Mereka mendesak uang tersebut dialirkan pada perawat dan pekerja kesehatan lain serta untuk menambah fasilitas bagi pasien. “Kenaikan ini mengejutkan karena perawat, sekretaris, dan pekerja profesional lainnya menghadapi situasi kerja yang buruk, pasien kami juga tidak mendapatkan akses yang layak karena pemotongan yang drastis belakangan ini,” sebut petisi dari kelompok Médecins Québécois pour la Régime Public (or MQRP). Mereka melihat hanya upah doktor yang kebal dari pemotongan belakangan.
Seorang perawat, Emilie Ricard, menyebutkan ia mengalami jam kerja berlebihan. Sebab, ia mesti melayani 70 pasien seorang diri. Oleh sebab itu, ia mempertanyakan klaim pemerintah bahwa reformasi kesehatan berhasil. “Profesi saya membuat saya bangkrut. Saya malu dengan pelayanan buruk yang sejauh ini saya berikat. Sistem kesehatan saya bobrok,” jelasnya.
Kementerian Kesehatan menyatakan tidak keberatan jika dokter-dokter tersebut tidak ingin mendapatkan tambahan upah. “Dokter yang ada di posisi itu masih minoritas,” jelasn Menteri Kesehatan Gaetan Barrette pada CNN. Kementerian menyebutkan pemerintah akan memenuhi tuntutan mereka jika mayoritas dokter menginginkan hal itu.
(Sumber:CNN)