SELAMAT TINGGAL COSATU; SELAMAT DATANG SAFTU

 
Afrika Selatan : Deklarasi Federasi Serikat Buruh Baru
Oleh:  Amandla!Sabtu, 6 Mei 2017,
Hampir 700.000 pekerja dari 24 serikat buruh telah bergabung untuk membentuk federasi serikat buruh baru di Afrika Selatan, the South African Federation of Trade Unions (SAFTU)—Federasi Serikat Buruh Afrika Selatan, mengadakan kongres pertamanya di akhir April. Total terdapat 1.384 delegasi memiliki hak suara dari 24 serikat buruh yang menghadiri kongres untuk memutuskan nama federasi, logo, warna, agenda, dan AD/ART. Mantan Sekjend Congress of South African Trade Unions (COSATU), Zwelinzima Vavi, merupakan salah satu tokoh sentral dalam pemebentukan federasi ini. Dan di bawah ini kami lampirkan hasil wawancara di awal April lalu bersama dengan Vavi oleh Amandla

Amandla (A): Deklarasi federasi ini ternyata ditunda. Kenapa begitu?

Zwelinzima Vavi (ZV): dua serikat buruh yang sangat vital perannya dalam pembentukan federasi ini mengalami sedikit kesulitan internal soal sumber daya. Keduanya merupakan serikat buruh dengan kuota delegasi terbanyak di kongres. Serikat Buruh Numsa sebanyak 702 delegasi, dan serikat buruh Fawu sebanyak 207 delegasi. Dengan kondisi yang mereka hadapi, kelihatanya sulit untuk mengirimkan seluruh delegasi di tanggal 24 Maret. Karena kami tidak ingin membuat pernyataan setengah-setengah, kami pikir ada baiknya menunda sebentar dan memberi mereka kesempatan datang dengan kekuatan penuh. Itu alasan dibalik penundaan kongres. Penundaannya hanya satu bulan, menjadi tanggal 21 – 23 April.

Bacaan Lainnya

A: Apakah yang terjadi di lapangan saat pembentukan federasi ini?
 

ZV: Ada kegembiraan. Di lapangan massa sudah siap dan menantikan kebangkitan raksasa ini. Hal itu dapat dilihat dari jumlah massa yang hadir ke rapat perwakilan dewan pabrik—dewan buruh. Wow… Western Cape penuh, walau gedungnya tidak terlalu besa namun penuh. Di Limpopo kami memiliki 1000 perwakilan dewan pabrik. Luar biasa. Di Gauteng kami memiliki 1000 lebih perwakilan dewan pabrik. Di Eastern Cape kami memiliki 1000 perwakilan dewan pabrik. Pada Desember tahun lalu kami sudah mengunjungi rapat dewan buruh di propinsi Northern Cape dan North West. Berikutnya kami akan mengunjungi propinsi KZN dan bisa saya pastikan semua perwakilan pabrik akan datang, kemudian kami akan mengunjungi propinsi Mpumalanga. Itu akan menjadi propinsi terakhir dari roadshow kami. Dalam rapat bersama dewan buruh disana kami akan mendorong mereka untuk mengusung program-program propinsi mereka sendiri, kedua, kami akan mengkondisikan mereka untuk menyiapkan struktur sementara federasi disana. Dan, membuat mereka siap untuk mendukung tuntutan yang sudah kami daftarkan ke Nedlac (National Economic Development and Labour Council)—semacam forum tripartite nasional—melalui surat petisi no 77.

Dalam tiap struktur propinsi yang kami datangi, seluruh program kami diterima dengan baik. Dan bersamaan dengan wawancara kita sekarang, di tiap propinsi tersebut kami telah mengkondisikan penduduk setempat, kami menempatkan petugas-petugas kami di Western Cape, kamu juga menyiapkan aksi massa di Gauteng pada saat hari pengesahan APBN, dan mereka semua terhubung dengan gerakan menolak outsourcing.

A!: Ada sebagian yang akan berkata bahwa ketika anda bicara tentang federasi buruh, sebenarnya ini hanyalah Numsa dengan tambahan teman. Hampir sebagian serikat buruh yang tergabung merupakan anggota Numsa. Apa yang bisa anda komentari tentang hal ini?
 

ZV: tidak, mereka salah. Tentu saja Numsa merupakan serikat buruh terbesar di Afrika Selatan. Bahkan saat aksi di kota Cosatu selalu melibatkan jumlah massa yang terbesar dibanding aksi manapun di Afrika Selatan. Itu sesuatu yang wajar. Tapi 21 serikat buruh telah menulis surat pada kami bahwa mereka sudah memiliki mandat kongres. Itu menjadikan keanggotaan kami mencapai lebih dari 684.000. Dan masih ada 17 serikat buruh lainnya sedang diproses. Mereka harus melewati prosedur penetapan mandat kongres seperti yang lain. Belum ada dalam sejarahnya pembentukan federasi dengan keanggotan 700.000 orang, bahkan sebelum dideklarasikan, sebelum penetapan logo, AD/ART atau bahkan pimpinannya. Ini merupakan peristiwa bersejarah.

Dan ada keberagaman disini. Ada perbedaan latar belakang organisasisional budaya dan politik yang bervariasi. Tapi kami memiliki perekat yang dapat menyatukan semua serikat buruh tersebut.


A!: Jadi apa perbedaan yang akan dibuat oleh federasi ini? Apa yang akan menjadi pembeda antara federasi ini dengan federasi buruh Cosatu? Atau ini hanya akan menjadi Cosatu jilid 2?
ZV: jelas tidak. Kami telah menutup buku soal Cosatu. Cosatu merupakan bagian dari koalisi pro pemerintah—itulah sosok sejatinya. Bahkan di masa kejayaannya saat menentang kebijakan e-tolls, saat melawan broker pekerja, saat menentang privatisasi dan melawan PHK massal seperti yang terjadi di awal 1999/2000, mereka sejatinya tetap pendukung pemerintah. Cosatu akan selalu terbuka terhadap serangan: “bahwa apapun isu yang diangkat, apapun aksinya, pada akhirnya Cosatu akan memilih Partai ANC saat pemilu.”

Tapi sekarang berbeda. Cibiran itu tidak akan mempan ke kami. Kami sepenuhnya independen dari pengaruh politik manapun. Dan partai koalisi pemerintah akan gemetar ketakutan, karena untuk pertama kalinya klas pekerja secara politik tidak akan mengambil sikap kompromi, klas pekerja akan bangkit mandiri melawan kekuasaan status quo yang hanya menguntungkan kaum satu persen Afrika Selatan dan kaum satu persen di seluruh dunia—pemilik modal.

A!: Jadi, apakah nanti federasi yang akan terbentuk akan mendukung penyatuan gerakan buruh dengan berpartisipasi dalam agenda-agenda gabungan bersama federasi lain, termasuk Cosatu?

ZV: Kami melihat deklarasi ini sebagai tonggak yang sangat penting dalam sejarah pembangunan persatuan buruh. Tapi ini sekedar tonggak yang penting, bukan tujuan akhir persatuan. Kami sekarang sudah menyatukan 41 serikat buruh. Itu pencapaian yang luar biasa

Namun kami tidak naïf atau arogan. Kami tahu ini hanyalah langkah awal dari jalan yang kami tempuh untuk membangun persatuan buruh Afrika Selatan. Pada kongres ini kami sangat sadar ada sekitar 182 serikat buruh yang terdaftar di Afrika Selatan. Dengan mampu menyatukan 41 diantaranya dalam satu payung federasi merupakan langkah yang sangat krusial, namun bukan akhir dari perjuangan.

Kami telah mengundang serikat buruh Fedusa dan Nactu untuk mendengar masukan mereka tentang langkah yang harus ditempuh untuk dapat menyatukan kekuatan seluruh buruh di Afrika Selatan. Kami memutuskan untuk tidak mengundang Cosatu. Sejujurnya, dalam pandangan mayoritas anggota SC kongres, Cosatu termasuk bagian dari kelompok elit sosial yang membawa kesengsaraan, rasa sakit, kekacuan dan tingkat pengangguran yang tinggi, dan meluasnya kemiskinan dengan memutuskan pekerja kulit hitam layak mendapatkan upah R20 per jam, dan itu bagian dari pemberian makan hyena yang telah memakan di atas bangkai serat moral bangsa Afrika.

Dan bagi para buruh akan menjadi penghinaan untuk membawa masuk orang-orang seperti itu ke dalam kongres, dimana para pekerja bersusah payah membangun sesuatu yang baru dari abu masa lalu. Dan menurut pandangan kami, abu masa lalu itu adalah Cosatu.

A!: Apakah anda mengesampingkan kemungkinan bergerak bersama di kemudian hari bersama dengan Federasi Buruh Cosatu dan Nactu?

ZV: Sama sekali tidak. Saya sama sekali tidak mengesampingkan kemungkingan tersebut di kemudian hari. Tapi hanya jika Cosatu berada di bawah tipe kepemimpinan yang berbeda, jika serikat-serikatnya anggotanya memiliki garis kepemimpinan yang berbeda, yang bersungguh-sungguh ingin menyatukan klas pekerja, dan benar-benar mendukung isu tersebut. Yang pasti bukan dengan pemimpin yang sekarang memegang kendali, dimana isu yang mereka angkat bergantung apakah dapat menghasilkan keuntungan dan menaikan posisi tawar mereka di koalisi ANC. Mereka tidak mengambil pelajaran saat tergabung dalam federasi dibawah presiden Zuma yang lalu. Sekarang mereka merangkul kapitalis lain yang berwujud Cyril Ramaphosa. Mereka mengilusi rakyat dengan mengatakan bahwa milyuner ini adalah mesiasnya klas pekerja. Dan kami yakin jika Ramaphosa sampai ke kursi presiden maka hanya akan memperluas pengaruh neoliberalisme. Kebijakannya hanya akan berkutat mengurusi NDP dan memenuhi tuntutan rating lembaga kredit. Dia hanya akan mengilusi klas pekerja dengan omong kosongnya tentang perbaikan radikal ekonomi, ketika dalam prakteknya angka pengangguran dan kemiskinan semakin besar dan kesenjangan ekonomi melebar.

Ramaposa tidak akan mengubah pondasi kebijakan neoliberal, dan akan meneruskan langkah-langkah penghematan anggaran sosial.

A!: Jadi anda bicara tentang federasi yang baru sebagai sebuah federasi yang aktif mengkampanyekan program-program ekonomi politiknya. Apa yang anda lihat sebagai kunci kampanye bagi federasi ini dan bagaimana federasi mengoptimalkan kampanye tersebut?

ZV: ada beberapa isu yang kami tuntut pada NEDLAC:Nomer 1, kami menuntut pekerjaan. Sistem ekonomi harus direstrukturisasi. Saatnya pemerintah membuat perencanaan untuk memenuhi tuntutan kami sejak bertahun-tahun lalu. Struktur ekonomi yang diterapkan saat ini tidak bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi para pekerja Afrika Selatan.

Nomer 2, kami telah mengkampanyekan penolakan besaran upah minimum yang baru saja diusulkan oleh tiga federasi pro pemerintah dan pengusaha. Mereka mengusulkan upah R20 per jam, yang nilainya akan turun drastic di tahun 2018 atau 2019. Dan bahkan di tahun 2018 kesepakatan tersebut menyatakan pihak perusahaan dapat membebaskan diri dari kewajiban memberikan besaran upah minimum.

Nomer 3, kami juga mengkampanyekan perlawanan terhadap kelompok-kelompok yang menghalangi kebebasan mogok buruh. Orang-orang itu bersepakat bahwa para pekerja harus dipaksa untuk memberikan suara. Hal ini memberikan ruang bagi pengusaha untuk menghalangi pemogokan berdasarkan teknis pemungutan suara. Dan sekarang mereka menyatakan pemogokan buruh harus dibatasi. Kapanpun para pengusaha merasa pemogokan berlangsung berlarut-larut, seperti pemogokan Marikana yang berjalan 5 bulan, para pengusaha harus bisa memaksakan pihak-pihak yang bertikai untuk ikut dalam mediasi wajib, bahkan pada isu-isu sesuai kepentingan mereka.

Nomer 4, Kami juga memperjuangkan isu pendidikan, pada disfungsionalitas sistem pendidikan publik. Sesuai dengan filosofi kami bahwa gerakan buruh tidak boleh hanya menyangkut isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan buruh, hanya soal upah, atau isu-isu ekonomis lainnya.

Nomer 5, Kami ingin membangun gerakan rakyat yang bekerja. Sebuah gerakan rakyat yang bekerja haruslah secara sadar memperjuangkan kepentingan para pengangguran dan juga persoalan-persoalan yang dihadapi mahasiswa. Gerakan ini juga harus terlibat dalam perjuangan para pensiunan serta harus mengusung isu tunjangan sosial dan jamminan keamanan sosial dengan sama militannya saat memperjuangkan kenaikan upah dan perbaikan kondisi buruh.

Nomer 6, sejak dari level preschool, sistem pendidikan di Afrika Selatan sudah sangat kacau. Kita memiliki sistem pendidikan dasar yang mengasingkan 50% dari generasi muda kita, yang meninggalkan bangku sekolah tanpa bekal pendidikan apapun dan memasuki antrian panjang dunia pengangguran.

Kami ingin memperjuangkan pendidikan wajib gratis, anti kolonialisasi, namun berkualitas sampai ke tingkat universitas

Nomer 7, Kami akan melakukan perlawanan terhadap menurunnya kualitas sistem kesehatan masyarakat, sama seperti menurunya sistem pendidikan publlik. Di satu sisi terdapat fasilitas kesehatan dengan standar terbaik di dunia diperuntukan hanya untuk kelompok kecil penduduk. Di sisi lain, ada para korban dari buruknya layanan kesehatan Esedimeni, yang telah menewaskan ratusan orang penderita gangguan mental di Johannesberg. Kami akan melawan kesenjangan ini. Dan kami akan terus memperbesar dukungan dalam prosesnya. Juga tentu saja, kami sedang melakukan perjuangan penghapusan sistem Outsourcing, dan telah meraih banyak kemenangan. Kami mendorong kampanye di Johannesbur secara luas sehingga tidak hanya terwujud di kampus-kampus. Kami sudah memulainya dari perusahaan Transnet dan Prasa serta BUMN lainnya.

Nomer 8, Perlawanan terhadap sistem outsourcing telah memberikan para pekerja sedikit kemenangan. Salah satu capaiannya terdapat dalam amandemen LRA yang mengatur pelarangan buruh bekerja lebih dari tiga bulan pada perusahaan outsourcenya—harus langsung diangkat menjadi pegawai pabrik. Namun kita tahu banyak pengusaha yang mengesampingkan peraturan tersebut dan berlaku seeanaknya. Mereka tidak dimintai pertanggung jawaban oleh serikat buruhnya karena serikatnya lemah, dan mereka tidak dimintai pertanggung jawaban oleh departemen tenaga kerja yang bekerja tanpa arah.

A!: Ada lebih banyak buruh di angkatan kerja Afrika Selatan saat ini disbanding sebelumnya. Dan serikat-serikat buruh terlihat begitu lemah dalam mengorganisir mereka—tak ingin atau tak mampu, terserah bagaimana anda melihatnya. Mereka pun diorganisir oleh mahasiswa atau serikat-serikat kecil yang dibuat spontan atau oleh organisasi-organisasi politik. Apa langkah yang akan diambil federasi mengenai hal ini, selain hanya membicarakannya?

ZV: Kami telah melakukan sesuatu tentang hal itu. Pada tanggal 22 Maret kami melakukan long march menuju gedung dewan propinsi Gauteng. Target kami adalah mendudukinya sehari dan menarik perhatian ke propinsi tersebut dan menuntut pemerintah daerah Gauteng lebih memonitor kepatuhan perusahaan-perusahaan dalam menjalankan hukum perburuhan.

Kami mengadakan aksi massa di tanggal 18 Februari, itu merupakan aksi yang pertama dengan mengibarkan bendera federasi, untuk menuntut penghapusan sistem outsourcing. Kami membangun aliansi dengan para pekerja dan kelompok-kelompok mahasiswa yang sebelumnya berkampanye sendirian. Mereka tidak lagi berkampanye sendirian. Mereka kini bergerak bersama-sama dengan federasi untuk melawan sistem outsourcing.

Dan ini bukan cuma masalah perusahaan swasta saja. Pemerintah telah mengoutsourcingkan ribuan pekerja rumah sakit, sekolah-sekolah, penjara, dan masih banyak tempat public lagi. Federasi dan serikat buruh yang tidak mengangkat isu oustsourcing tidak bisa disebut sebagai bagian gerakan buruh. Pasti lah mereka merupakan serikat buruh dengan jumlah pekerja sedikit, yang sudah mendapatkan upah sesuai harapan mereka di akhir bulan. Sedangkan mayoritas pekerja lainnya di luar sana menerima beragam potongan upah selain dari potongan kesehatan dan pensiun.

A!: Secara luas, bagaimana anda melihat tingkat gerakan buruh saat ini? Anda bisa melihat sudah cukup lama intensitasnya menurun. Pemerintah terlihat lebih leluasa menentukan upah minimum dan menghalangi pemogokan buruh. Apakah sejarah gerakan buruh saat ini sedang memasuki titik lemahnya?

ZV: Sekarang memang memasuki fase lemah gerakan, hal itu bisa dilihat dari jatuhnya jumlah pekerja yang tergabung dalam serikat buruh. Tahun ini saja turun 23% atau 24%. Lemahnya gerakan buruh juga dapat dilihat bagaimana secara fakta 54% besaran upah di pabrik ditentukan secara sepihak oleh pengusaha tanpa perundingan dengan serikat buruh atau pekerjanya secara langsung. Hanya 23% upah yang ditentukan lewat forum bipartite, lebih parah lagi, hanya 9% yang ditentukan melalui sistem tawar-menawar sektoral. Afrika Selatan memiliki 182 serikat buruh yang terdaftar. Itu jumlah fragmentasi yang cukup besar. Departemen tenaga kerja menyatakan ada 400 serikat buruh lagi yang menunggu proses pendaftaran. Sebuah malapetaka.

Kami bergerak mundur dari satu kesatuan serikat, satu industry, satu negara, satu federasi, menuju ke satu orang, satu serikat, satu perempuan, satu serikat. Menurut kami federasi baru ini akan mampu memimpin penyatuan para pekerja dengan lebih erat.

A!: Apa yang terjadi dengan Nactu dan secara khusus apa yang terjadi dengan Amcu dalam situasi seperti ini? Menurut saya banyak orang mengharapkan raksasa Amcu dan Numsa untuk bersatu. Apa yang terjadi?

ZV: Baik Fedusa dan Nactu, di tingkat pimpinan senior, telah sepemahaman bahwa waktu untuk persatuan telah datang. Namun kemudian Fedusa menarik dukungan, bahkan sejak sebelum kongres. Di lain pihak, Nactu tetap bertahan hingga akhir kongres buruh dan mengalami masa bersejarah perayaan may day bersama kami.

Sedang serikat buruh Amcu, bahkan saat May Day, mengadakan aksi sendirian. Mereka berdalih aksi tersebut telah direncanakan sejak lama. Sekedar informasi, Amcu sebetulnya telah bekerja bersama kami dalam membangun rancangan kampanye anti PHK, dan rancangan tersebut masih kami jalankan.

Dan, kami sangat bersemangat pada prospek pelaksanaan kampanye tersebut, namun saya tidak mengerti apa yang terjadi. Hanya AMCU yang dapat menjawabnya. Dengan tiba-tiba kami mendengar kasak-kusuk bahwa mereka tidak ingin ditelan, dan kami tidak bisa memahami artinya. Mereka begitu besar, dan telah ditawarkan kesempatan untuk menyusun konstitusi (baca: AD/ART) yang memberikan cukup otonomi bagi tiap serikat pekerja yang berafiliasi untuk menjalankan organisasinya masing-masing.

Begini, kami belum menyerah, entah itu pada Nactu atau Fedusa atau bahkan Amcu. Ini hanyalah awalan dari sebuah proses, dan kami harap sesegera mungkin, kapanpun kongres Nactu diselenggarakan, mayoritas delegasi kongres Nactu akan menyinggung bahwa federasi ini pertama kali digagas oleh kami dan Nactu, karena itu lah yang terjadi. Para pimpinan Nactu akan kesulitan menjelaskan ke siapa pun mengapa mereka justru tidak mau terlibat dan pelan-pelan menjauh.

A!: Ketika Amandla mewawancarai anda di tahun 2015 kami bertanya pada anda apakah anda akan bersedia dicalonkan menjadi sekjend dari federasi yang akan terbentuk, dan anda mengatakan tidak, bahwa anda sudah menyelesaikan tanggung jawab anda. Apa yang dapat anda katakan sekarang?

ZV: Pernyataan itu merupakan perasaan saya, bahwa kawan-kawan harus memiliki figure baru sebagai sekjend, yang lebih muda seperti yang saya nyatakan sebelumnya. Tapi sejujurnya saya tidak melihat ada pendiskusian tentang figure alternative tersebut. Kawan-kawan sepertinya lebih mengembangkan argumen bahwa jika saya menolak dimasukan ke dalam struktur akan menjadi sebuah anti klimaks, dalam konteks peran yang sudah saya jalankan untuk menyatukan semua bersama-sama.

Pendiskusiannya belum selesai, pendiskusian di level pimpinan baru saja dimulai, mari kita lihat apa yang akan terjadi.

Sumber : http://www.internationalviewpoint.org diterjemahkan dan diterbitkan pertama kali oleh tim Kiri Sosial di http://kirisosial.blogspot.co.id/2017/05/selamat-tinggal-cosatu-selamat-datang.html . Terjemahan dimuat ulang untuk tujuan pendidikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.