Site icon Buruh.co

Sejak Berorganisasi, Uang THR Kami Tak Lagi Sekedar untuk Beli Ketupat

Bukber SBTPI-FBTPI di Cilincing

Buruh.co, Jakarta – Sebelum berorganisasi, ada sejumlah buruh transportasi yang mendapatkan uang Tunjangan Hari Raya (THR) hanya cukup untuk membeli ketupat. Hingga kini, masih ada supir yang bermasalah dalam mendapatkan hak berupa THR.

Persoalan ini menjadi salah satu isu yang dibahas dalam acara buka bersama salah satu sektor di Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia. Acara dari Serikat Buruh Transportasi Indonesia (SBTPI) di bulan puasa ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar anggota.

Ketua Umum Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia Ilhamsyah turut hadir dalam acara yang digelar pada Sabtu, 18 Mei 2019 tersebut. Acara digelar di lingkungan komisariat PT Transmaju di Cilincing, Jakarta Utara.

Pimpinan Pusat Serikat Buruh Transportasi Indonesia Eko Wahyudi mengatakan acara buka bersama ini merupakan upaya menjalin tali silaturahmi sesama buruh di semua sektor dan semua ini berkat kerjasama semua pimpinan komisariat. “Semoga kedepan acara seperti ini terus kita jalan dan dekat lagi kita akan merayakan idul fitri,” ungkapnya.

Salah satu peserta, Budi mengenang, kehidupannya membaik setelah bergabung dengan serikat. “Kami pernah mengalami uang THR hanya buat beli ketupat sehingga saya gak cukup pulang kampung. Setelah kami berorganisasi, alhamdulilah tunjangan hari raya satu bulan penuh,” ujarnya.

Sementara, Divisi Departemen Pengembangan Organisasi FBTPI Salman terus menyemangati para buru di sektor transportasi. Ia mengatakan bahwa supir memiliki daya tawar kuat dalam roda kapitalisme. “Supir harus mendapatkan nilai tawar terhadap pengusaha karena supir merupakan bagian terpenting dalam alur jasa pengiriman perekonimian,” Ungkapnya.

Dalam acara buka bersama dilanjutkan dengan diskusi. Ketua umum KPBI Ilhamsyah menyerukan agar para supir yang sudah terorganisir membantu kawan-kawan yang belum berorganisasi dalam momentum perjuangan untuk mendapatkan Tunjangan Hari Raya. “Persoalan tunjangan hari raya bagi para supir harus diperhatikan bersama apalagi yang belum berorganisasi agar membangun konsolidasi antar supir,” ujarnya.

Exit mobile version