Buruh.co, Jakarta – Mei 19 tahun silam, perempuan-perempuan beretnis Cina diperkosa secara brutal dan beberapa dibunuh. Tim Relawan untuk Kemanusiaan mencatat tragedi Mei 1998 itu mengorbankan 152 perempuan dengan 20 tewas setelah diperkosa. Banyak yang tak terdata dan hingga kini tidak ada langkah untuk menuntaskan tragedi tersebut.
Sebagai bagian dari peringatan tragedi pemerkosaan massal itu, Federasi Buruh Lintas Pabrik (FBLP-KPBI) akan meluncurkan film tentang pelecehan seksual di tempat kerja untuk publik. Peluncuran itu akan dimulai dengan pemutaran film yang berjudul Angka Jadi Suara tersebut secara gratis.
Dokumenter ini juga merupakan rangkaian kampanye untuk mendukung pengesahan Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual. “Kita tahu perempuan kerap jadi korban kekerasan seksual dan bisa terjadi dimana saja, ras apa saja, siapa lupa perkosaan Mei 98? Kamipun tak lepas dari pelecehan seksual di tempat kerja,” ungkap mantan buruh KBN Cakung, Thin Kusna. Ia muncul dalam adegan film untuk mengajak buruh perempuan melawan kekerasan seksual.
Film Angka Jadi Suara merupakan film pertama tentang pelecehan seksual di tempat kerja di Indonesia. Selama ini, tema pelecehan seksual sering kali tenggelam dibandingkan isu-isu buruh seperti upah dan kepastian kerja.
Selain itu, Angka Jadi Suara merupakan film pertama yang dibuat langsung oleh para buruh perempuan. “Adalah tantangan menyempatkan diri mengambil gambar setelah tenaga terkuras di pabrik. Semoga film ini bermanfaat bagi buruh perempuan,” ujarnya.
Film Angka Jadi Suara memblejeti tidak adanya perhatian pada persoalan buruh perempuan. Padahal, sebagaimana diceritakan film tersebut, pelecehan seksual di tempat kerja membuat buruh perempuan depresi. “Ada yang sampai hamil,” ujar Ketua Umum FBLP Jumisih, dalam film tersebut.
Pusat kebudayaan Ersamus Huis dapat digapai dengan mudah menggunakan transportasi publik. Jika menggunakan transjakarta, turunlah di halte Patra Kuningan dan sedikit berjalan ke utara sekitar 50 meter.
Federasi yang mayoritas beranggotakan buruh garmen di Cakung, Jakarta Timur, itu mengundang buruh dan anggota masyarakat lainnya untuk hadir di pusat kebudayaan Erasmus Huis, Kuningan, pada Senin besok (15/5) pukul 14.00.