Perempuan yang Berjuang itu Keren!

 

Namanya Alviani Sabillah. Teman-teman di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jentera memanggilnya Vani. Perempuan energik nan humoris ini memandang perjuangan kaum perempuan di Indonesia sangat menginspirasi hidupnya.

“Apa yang lebih keren bagi seorang perempuan selain berjuang untuk keyakinannya?” tanyanya pada Rabu pagi yang gerimis (6/3) di kampusnya yang berlokasi di kawasan Kuningan Jakarta Selatan.

Persinggungan Vani dengan organisasi sendiri dimulai sejak masih duduk di bangku SMP dan berlanjut ketika beranjak SMA. Seperti banyak anak sekolahan lain, energi berorganisasinya disalurkan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Selain di OSIS, di rumahnya Vani juga turut aktif mengajar anak-anak usia SD di sebuah Madrasah yang dikelola ibunya.

“Mendidik anak-anak karakter yang kuat dan mengajak mereka memahami keberagaman, semua itu akan menjadi investasi masa depan kita,” ujarnya dengan serius.

Selepas lulus SMA, Vani mulai memasuki dunia kampus. Sejak berkuliah di STHI Jentera daya kritis gadis muda ini berangsur-angsur semakin terasah.

“Di kampus, tradisi berdebat dan berbeda pendapat mengasah daya kritis saya,” terangnya mengenai tradisi kampus yang biasa mempertentangkan beragam gagasan.

Di kampus ini pulalah, dia melanjutkan tradisi berorganisasi dengan aktif. Dia terpilih menjadi Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STHI Jentera.

“Di BEM kami memiliki visi dan misi yang tegas untuk terlibat aktif dengan gerakan sosial,” katanya mengenai komitmen BEM kampusnya untuk turut serta dalam mendorong lahirnya mahasiswa kreatif, sinergis, dan progresif dalam karya nyata. “Berbuat nyata di tengah masyarakat, itu kuncinya,” tutur Vani tegas.

Lantas bagaimana pengalamannya bersentuhan dengan gerakan perempuan? Sambil tertawa Vani menjelaskan bahwa pengalamannya terlibat dalam aksi-aksi gerakan sosial, terutama perburuhan, dimulai setahun lalu, tepatnya ketika aksi peringatan Hari Pahlawan Buruh, Marsinah di seberang Istana Presiden.

“Itu pengalaman pertama saya naik mobil komando.”

Saat itu, dalam aksi peringatan Marsinah, Vani naik ke mobil komando untuk menyumbangkan dua lagu perjuangan. Pengalaman pertama yang kaya arti membuat Vani semakin larut dalam  perjuangan kaum perempuan.

Saat ini, dirinya sedang mempersiapkan diri untuk pemilihan Ketua BEM di kampusnya. Dia menggandeng adik kelas yang juga seorang perempuan untuk menjadi wakil ketua.

“Kepemimpinan perempuan di BEM STHI Jentera menjadi sebuah tantangan”.

Menurutnya, stigma yang selama ini melekat bahwa kaum perempuan selalu terpinggirkan dan perannya dibatasi harus kita akhiri.

“Perempuan memimpin organisasi adalah kemajuan yang harus terus diupayakan.”

Lantas apa pesannya untuk Peringatan Hari Perempuan Internasional 2019?

“Perempuan harus kuat dan berdaya!”

Dalam pemahamannya, Hari Perempuan Internasional atau yang biasa dikenal dengan IWD (International Women Day) merupakan momentum bagi kaum perempuan untuk kembali menapaktilasi perjuangan dan kegigihan masa lalu. Ini menjadi bekal penting untuk menentukan arah perjuangan masa kini. Perjuangan yang menurutnya semakin berat karena perempuan masih dihadapkan pada kondisi yang semakin buruk, di antaranya pengisapan buruh perempuan di pabrik.

Di pabrik, buruh perempuan masih dibelenggu dengan susahnya hak untuk mendapatkan cuti haid, cuti melahirkan, pojok laktasi, dan hambatan-hambatan lain untuk meraih kondisi yang lebih baik.

Diakhir perbincangan Vani mencoba memberi pesan kepada sesama kaum perempuan.

“Tetaplah berjuang, sebab hanya dengan berjuang kita akan merebut hak-hak kita.”

Akhir kata, sampai berjumpa di atas mobil komando seberang Istana Van! Bawa gitarmu dan nyanyikan lagi perjuangan untuk massa aksi! IWD menanti kita semua.

***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.