Analisa

Pemberangus Gerakan Buruh dan Perlawanannya

 

Sebelum hari buruh atau May Day, berbagai kepala daerah dan pejabat kepolisian menyampaikan pesan yang sama. Intinya, “Jangan demo, bikinlah acara apapun, nanti kami sponsori.”

Mereka yang menekankan hal itu terutama Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri, dengan pesan, “sebaiknya bakti sosial dan donor danar.” Hasutan para pejabat itu bermuara pada apel siaga Polda Metro Jaya yang memutuskan melarang buruh melakukan unjuk rasa di Bundaran HI hingga Patung Kuda Indosat di Jalan Merdeka Barat dengan alasan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day). Di lain sisi, sejumlah gerakan buruh menolak tegas ajakan itu. Di sini, kita melihat ada serangan narasi dari pemerintah dan upaya bertahan dari gerakan buruh.

Narasi merupakan sebuah upaya untuk membangun ideology. Pierre Macherey menyebutkan, sebagaimana dikutip dalam The Postcolonial Studies Readers  ideology terbangun dari, “apa yang tidak disebutkan. Ideologi ada karena ada hal-hal yang harus tidak boleh disebutkan.” Meskipun begitu, seperti disebutkan Slavoj Zizek berulang kali, ideology adalah unkwon known. Kita mengetahuinya tapi tidak menyadarinya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button