Mobilisasi Massa Perkuat Solidaritas Buruh

Buruh.co, Jakarta Gerakan Rakyat Bersatu di Jawa Timur terus bergerak mempersiapkan mobilisasi rakyat di Jawa Timur. Meski pemerintah nyinyir terhadap unjuk rasa, gerakan yang dimotori buruh ini yakin unjuk rasa sebagai metode perjuangan. Gerakan Rakyat Bersatu akan turun dalam unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional, 1 Mei 2017. Gerakan ini memiliki isu besar, “Bangun Persatuan Gerakan Melawan Rezim Borjuasi dan Bentuk Alat Politik Rakyat.”
Anggota Dewan Buruh dari Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia, Afik Irwanto, terlibat dalam aliansi multi sektor tersebut. Ia mewakili KPBI dalam memberi warna di aliansi itu. Afik beranggapan, upaya pemerintahan Joko Widodo menggiring buruh tidak memperingati May Day sebagai hari perlawanan mirip seperti cara-cara orde baru mengaburkan sejarah May Day. May Day sendiri merupakan peringatan keberhasilan buruh untuk merebut 8 jam kerja.
Lantas, apa tuntutan Gerakan Rakyat Bersatu tersebut? Kenapa Gerakan Rakyat Bersatu tetap yakin terhadap mobilisasi massa? Berikut petikan wawancara buruh.co dengan Afik Irwanto untuk memaparkan dinamika di Jawa Timur:

Tanya:
Ada serikat buruh yang merayakan May Day dengan cara-cara selain demo. Pemerintah bahkan mengundang buruh untuk pelatihan memasak di Kementerian Tenaga Kerja. Kenapa Gerakan Rakyat Bersatu tetap memilih unjuk rasa untuk memperingati hari buruh?
Jawab:
May Day adalah momentum yang terlalu berharga bagi kelas buruh. Hari itu disepakati oleh kelas buruh dunia sebagai hari bersejarah yang memiliki nilai perlawanan terhadap penindasan, persatuan sebagai kekuatan utama kelas buruh dan juga pengorbanan tanpa batas dalam merebut sebuah kemenangan bagi kelas pekerja untuk merebut kesejahteraan yang dirampas oleh pemilik modal. Jadi lebih tepat meletakkan May Day sebagai hari perlawanan buruh untuk menuntut dan memperjuangkn hak-haknya yang dirampas.
Melewati May Day dengan berpesta atau berhura-hura hanya akan mendistorsi makna mulia dari sejarah May Day itu sendiri. Lebih jauh, itu akan menghilangkan ingatan sejarah buruh terhadap perjuangan para pendahulunya. Hampir tak beda dengan cara orde baru dalam menghilangkan memori sejarah rakyat indonesia akan May Day.
(Suasana menuju rapat akbar FBTPI 2017)
Tanya:
Bagaimana Anda meyakinkan massa bahwa unjuk rasa adalah penyelesaian sistematis terhadap persoalan rakyat?
Jawab:
Persoalan mendasar dari kelas buruh adalah sistem kapitalisme yang menindas. Bukan semata persoalan upah dan atau tunjangan lainya semata. Sistem yang menindas ini harus digantikan dengan sistem yang lebih adil dan manusiawi. Bagi kami sistem itu adalah sosialisme.
Karena ini menyangkut hal mendasar maka butuh kekuatan besar persatuan seluruh kelas pekerja bersama sektor rakyat lainnya. Mobilisasi massa dalam bentuk unjuk rasa dan rapat akbar adalah dalam kepentingan untuk terus menggalang kekuatan yang lebih besar karena kekuatan kelas buruh ada pada jumlahnya.
Selain itu, unjuk rasa akan melatih buruh untuk sadar dari ketakutan dan lepas dari hegemoni borjuasi yang telah lama menyelimuti kesadaran mereka. Begitu juga mobilisasi akan memperkuat rasa solidaritas di antara kelas buruh itu sendiri. Ini proses membangun kekuatan buruh sendiri untuk sanggup mengambil alih kekuasaan dr tangan borjuasi dan menggantinya dengan sistem yang lebih baik.
Massa buruh berbeda dengan massa mahasiswa atau sektor rakyat lainnya. Untuk bisa melibatkan massa dalam mobilisasi, kita harus berangkat dari persoalan harian mereka. Massa umumnya akan bisa bergerak jika gerakan itu berhubungan dengan kepentingan normatif mereka. Di situlah tuntutan terkait hak normatif menjadi materi agitasi. Kemudian adalah memberikan perspektif dari tuntutan dan problem mendasar mereka hingga pada solusi strategisnya.
Ini yang merupakan aspek propaganda di tengah massa tentang problem mendasar dan jalan keluarnya. Memberikan kesadaran pada massa akan pentingnya kekuatan buruh yang madiri dan politis sehingga sanggup memimpin perjuangan seluruh rakyat untuk merebut kekuasaan hingga merubah sistem kapitalis yang sudah pasti gagal.
Di luar dua hal itu, ada hal yangg tak kalah penting. Tapi sering dilupakan oleh aktivis buruh. Untuk meyakinkan massa agar bersetuju dengan gagasan dan seruan kita, maka organiser buruh harus hidup ditengah massa buruh itu sendiri. Terlibat dalam kehidupan buruh dan turut serta dalam memecahkan problem-problem harian massa.
Karena problem harian buruh sungguh kompleks. Mulai dari persoalan tunggakan bayar listrik hingga ancaman perceraian rumah tangganya akibat himpitan ekonomi yang parah. Kita tak bisa berharap buruh akan bergerak dengan penuh semangat jika mereka terjebak pada problem-problem harian yang tak teratasi. Jadi sekali lagi, selain dengan diskusi, selebaran dan media penyadaran lain, kita harus hidup bersama mereka agar kita bisa meyakinkan mereka.
Tanya:
Gerakan Rakyat Bersatu terdiri dari lintas sektor. Aliansi ini terdiri dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Jawa Timur, Serikat Buruh Migran Indonesia, Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia, Serikat Mahasiswa Indonesia, FMN, dan KOPI. Salah satu tuntutannya adalah tolak pemagangan. Apa alasannya?
Jawab:
Rakyat Indonesia masih begitu banyak yang menganggur. Tanggung jawab negara tentunya untuk menjamin ketersediaan lapangan kerja ini. Akhir-akhir ini marak kita temui buruh dipekerjakan dengan status magang.
Dengan status itu buruh diberikan kontrak pendek dan upah murah. Tak ada jaminan kelangsungan pekerjaan dan upah tak mencukupi kebutuhan hidup. Demi bertahan hidup, banyak buruh terpaksa menerima tawran ini.
Ini merugikan bagi buruh itu tentunya. Ini merupakan salah satu model penghisapan saja yang dilakukan pengusaha terhadap buruh. Untuk semakin menekan biaya produksi mereka dab melipatgandakan keuntunganya. Ini yang tidak boleh kita biarkn. Hubungan kerja industrial sudah diatur dalam UU 13 tahun 2003. Ada dua jenisnya yaitu PKWT (kontrak.red) dan PKWTT (tetap).
Dari tema besar, “Bangun Persatuan Gerakan melawan Rezim Borjuasi dan Bentuk Alat Politik Rakyat,” ada 10 isu turunan yang akan dikemukakan. Ke-10 isu itu adalah
- Cabut Peraturan Pemerintah no 78/2015 tentang Pengupahan dan bubarkan Pengadilan Hubungan Industrial.
- Tolak upah murah, hapus outsourcing dan tolak kerja magan serta tenaga asing ilegal.
- Tolak Revisi UU Tenaga Kerja 13/2003.
- Sto pepngiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dan perlindungan hukum bagi buruh migran Indoensia
- Tolak kapitalisme pendidikan
- Hentikan represifitas dan Kriminalisasi aktivis gerakan rakyat
- Beri ketegasan kerja pengemudi angkutan barang yang berstatus mitra
- Tolak penggusuran PKL Strenkali. Kereta api dan cagar budaya rumah radio perjuangan bun Tomo jl. Mawar Surabaya.
- Tolak diskriminasi rumah music dan beri jaminan pekerjaan yang layak bagi eks lokalisasi dolly.
- Beri perlindungan hukum bagi anak dan perempuan.
One Comment