Dinamika Buruh

Hujan Deras dan Bantuan Masyarakat Warnai Hari Ke-2 Long March Buruh Zombi Pertamina

Buruh.co, Jakarta – Barisan zombi buruh Pertamina tiba di Purwakarta pada hari ke-2 long march. Para buruh tiba setelah melewati hujan deras yang menyambut ketika memasuki kota Purwakarta.

Sebanyak 50 buruh peserta long march berangkat dari kampus Universitas Jenderal Ahmad Yani pada Sabtu pagi. Setibanya di kantor DPRD Cimahi, buruh AMT melakukan apel dan menyanyikan lagu Indonesia raya. Barisan “mayat hidup” tersebut tiba di perbatasan Cimahi-Padalarang pukul 09.45.

Di sepanjang perjalanan, massa yang menuntut perbaikan pengelolaan BUMN ini membagi-bagikan selebaran. “Masyarakat skitar antusias dan memberi sumbanga berupa roti dan minuman beserta uang,” jelas Fajar, salah satu peserta long march. Selain itu, masyarkaat juga memberikan makanan seperti gorengan, lontong, dan uang.   

Bantuan tersebut diberikan saat buruh zombi Pertamina beristirahat siang di Masjid besar Padalarang. Dalam pemberhentian itu, para peserta aksi sempat melakukan interaksi dan percakapan dengan masyarakat sekitar.

Masyarkat Sampaikan Dukungan dengan Menyumbang

Setelah memasuki kota Purwakarta, hujan deras menerjang. “Hujan besar sekali, tetapi peserta long march tidak mau berhenti,” kata Nuratmo, Ketua Buruh Awak Mobil Tangki yang berserikat di Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI).

Di Purwakarta, buruh awak mobil tangki mendapat bantuan penginapan dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia cabang Purwakarta.Di tempat itu, para buruh melepas lelah untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Karawang.

Buruh dari Federasi Serikat Pekerja Pulp dan Kertas dan dari Federasi Perjuangan Buruh Indonesia juga melakukan penyambutan. Mereka akan menemani barisan untuk melakukan aksi jalan kaki pada hari ke-3.

Sebanyak 50 buruh PT.Pertamina Patra Niaga dan PT.Elnusa Petrofin mengenakan kostum zombi dalam melakukan aksi long march Bandung-Jakarta. Rute sejauh 160 kilometer itu ditempuh untuk menuntut penghapusan kontrak dan outsourcing di BUMN.

Seperti banyak terjadi di perusahaan BUMN lain, kedua anak perusahaan Pertamina itu menerapkan sistem kontrak/outsourcing. Di kedua perusahaan penyalur BBM itu, para buruh bekerja lebih 12 jam tanpa upah lembur. Kementerian Tenaga Kerja sempat menjanjikan pembekuan vendor outsourcing di dua perusahaan pelat merah itu. Namun, manajemen malah mem-PHK 1.095 buruh secara ilegal. 

Aksi para zombie buruh awak mobil tangki Pertamina rencananya akan bermuara di Istana Negara. Mereka mendesak Presiden Joko Widodo merapikan pengelolaan BUMN dan agar BUMN tidak lagi melanggar hukum dengan menggunakan sistem kerja outsourcing.

Hujan Menyambut di Purwakarta

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button