Buruh.co, Jakarta – Media bisa menjadi alat perjuangan bagi buruh dalam menuntut hak-hak mereka. Media itu bisa berupa media komunitas maupun media arus utama.
Hal itu disampaikan oleh pengurus Aliansi Jurnalis Independen Jakarta, Luviana, dalam peluncuran media komunitas MASSA BANTEN di Parkir Timur Bank Permata Bintaro, Banten. Massa adalah Media Aspirasi Suasa dan Solidaritas Anggota yang dikelolo oleh Serikat Pekerja Bank Permata wilayah Banten.
Dalam pertemuan itu, mantan jurnalis Metro TV itu menceritakan bagimana ia melakukan pembelaan terhadap PHK sepihak yang menimpa dirinya. “Media film Di Balik Frekuensi kemudian membantu meberikan informasi, merangkai isu, mengundang diskusi, dan perdebatan, mengagitasi orang untuk memahami advokasi kasus,” ungkapnya pada Kamis, 27 April 2017.
Di Balik Frekuensi adalah film dokumenter yang menceritakan kelindan antara penguasaan media di tangan segelintir orang, pemberangusan serikat di media, dan ketidakberimbangan media.
Menurutnya, film itu membantu korban PHK itu untuk bertemu dengan berbagai kelompok masyarakat. “Film ini menggerakan banyak orang untuk bersolidaritas,” tuturnya.
Melahirkan Kembali Media Pekerja Keuangan
Jefri Okto, Ketua Serikat Pekerja Bank Permata wilayah Banten, menyebutkan pemaparan dari Luviana sekaligus merupakan awal bagi pengelolaan media komunitas mereka.
“Acara ini dikemas untuk memberikan sedikit pemahaman khususnya untuk Anggota Serikat Pekerja Bank Permata Wilayah Banten di mana peram media sangat dibutuhkan di dalam penyelenggaraan berserikat, di mana salah satunya dalam advokasi,” ujarnya. Ia menambahkan, para peserta antusias dalam mempelajari penggunaan media untuk advokasi perburuhan.
Media MASSA BANTEN juga meluncurkan hot line DPW Banten untuk mempermudah komunitas dua arah antara pengurus dan anggota. SP Bank Permata wilayah Banten sendiri memiliki 1.300 anggota. Dengan media tersebut, serikat bisa mempermudah komunikasi dengan para konstituennya.