catatankaki.info – Salah satu cleaning service Unhas diduga jadi korban pelecehan seksual yang dilakukan pengawasnya sendiri. Korban atas nama Tia (samaran) 36 tahun, mengaku jadi korban pelecehan oleh Amir yang berposisi sebagai pengawas lapangan cleaning service pada perusahaan PT. Riztechindo yang ditugaskan di Unhas, Selasa (16/01).
Saat dijumpai tim Caka, Jumat (19/01), Tia mengatakan, pelecehan yang dialaminya terjadi pada Selasa pagi hari. Awalnya Amir menelpon korban semalam sebelumnya untuk memintanya datang lebih cepat yakni pada pukul 05:30, 90 menit lebih awal dari biasanya. Tia sempat menanyakan permintaan tersebut namun Amir tidak memberitahukan alasannya dan hanya meminta untuk datang lebih cepat.
Sebagai cleaning service baru yang mulai bekerja pada bulan Januari ini, Ia taat akan perintah dari pengawasnya. Keesokan harinya, dengan menggunakan pete-pete, Tia yang datang sekitar pukul 6 pagi diminta oleh Amir untuk masuk ke dalam gudang yang berada di samping gedung IPTEKS Unhas.
Di Gudang tersebut Ia disuruh untuk absen dan membuat kopi. Akan tetapi, saat Tia hendak pergi ke lokasi kerja, Ia ditahan oleh Amir dan tiba-tiba memeluk Tia dari belakang, serta memojokkannya ke tembok. “Na pelukka dari belakang, na paksa ka’ toh, na dorong ke tembok. Sudah itu na putar badanku menghadap ke dia, baru na pegang punyaku (payudara) baru mau na angkat (buka) bajuku”, ucap Tia sembari menangis.
Tia saat itu mengaku kaget dan meronta untuk dilepaskan namun tidak bisa lepas dari genggaman Amir. “Sempatka begini (Ia mempraktekkan dirinya meronta) tapi tidak bisaka karena takkala na pegang miki,” ujarnya. Ia mengatakan, kejadian tersebut menurut perkiraannya berlangsung cukup lama hingga sekitar 10 menit. Ia juga ketakutan karena di ancam untuk dipukuli.
Pelaku baru melepaskan Tia saat Ia berteriak karena cleaning service lain sudah mulai datang. Setelah dilepaskan, Tia diancam akan dipecat oleh Amir jika Ia memberitahukan kejadian itu kepada orang lain. ”Pokoknya jangan sampai ada yang tahu ini kasus!” ujar Tia mencontohkan bentakan Pak Amir padanya. Saat itu Tia hanya bisa menangis dan pulang ke rumah tantenya. “Saya itu datang disini mauka kerja, untuk hidupi anakku kasihan, bukan dikasi begini,” tambahnya dengan mengeluarkan air mata sambil berujar geram tentang dua orang anaknya yang harus dihidupinya.
Tak terima dengan pelecehan tersebut, Tia melaporkan kepada atasannya, H. Muslimin pada Kamis (18/01) yang merupakan orang kedua dari PT Riztechindo selaku perusahaan pengelola Cleaning Service. Ia dan Amir lantas dipanggil untuk melapor. Namun di hadapan atasannya, Amir tidak mengakui perbuatannya. Hal itu lantas membuat Tia tidak terima jawaban tersebut dan berani bersumpah dirinya telah dilecehkan.
Berharap mendapat keadilan dari atasannya, Ia malah dipojokkan H. Muslimin dengan mengancam ulang akan dipecat jika kasus pelecehan tersebut tersebar. “Jangan bilang-bilang, kita-kita mo saja yang tau, jangan sebar karena di kasi keluar ko itu,” kata Tia menirukan H. Muslimin. Takut ancaman tersebut, Ia tak bisa berkata-kata lagi karena memikirkan kondisi kedua anaknya. Ia kemudian dipindahkan ke salah satu fakultas. Ia juga belum melaporkan pelecehan tersebut ke kepolisian.
Ia sebenarnya takut menceritakan pelecehan ini kepada tim Caka. Ancaman pemecatan menjadi resiko dari apa yang keluar dari mulutnya. Namun bayang-bayang pelecehan tetap muncul di pikirannya. Selama wawancara Ia terus menangis menceritakan kisahnya dan meminta agar nama aslinya tidak di cantumkan.
Penulis : Amri
Editor : Arul
Sumber, pers mahasiswa Unhas
http://www.catatankaki.info/cleaning-service-unhas-jadi-korban-pelecehan-seksual/
Tulisan ini dimuat ulang untuk kepentingan kampanye