Buruh.co, Jakarta – Agenda yang melibatkan partisipasi akar rumput merupakan cara ampuh demi membangkitkan semangat dan keberanian perlawanan gerakan buruh. Tidak hanya itu, gerakan buruh juga memiliki peluang untuk membesarkan sayap organisasi melalui agenda-agenda massif tersebut, terutama rapat akbar dan aksi nasional.
Di sisi lain, dewasa ini terdapat perkembangan-perkembangan umum dan khusus dari gerakan buruh itu sendiri. Sebagaimana yang diungkap Ketua Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) Ilhamsyah, belakangan waktu gerakan buruh secara umum mengalami kemunduran.
“Satu tahun ini, gerakan buruh semakin menurun, ada ketakutan-ketakutan buruh, terutama ketakutan soal PHK,” ujarnya dalam sosialisasi persiapan rapat akbar dan aksi nasional KPBI di Jakarta Utara pertengahan bulan ini.
Ilhamsyah menjelaskan lebih jauh, kemunduran gerakan buruh tak lepas dari pukulan politik yang sistematis dari pemilik modal.
“Ini adalah pukulan mundur sistematis, PP 78, upah magang. Kita harus keluar dari itu. Kalau kalian terkungkung dalam ketakutan, kita akan selamanya terpuruk, ” serunya.
Karena sistematis, serangan kapitalis ini tidak hanya menyasar satu atau dua organisasi. Pukulan-pukulan tersebut ditujukan untuk menghabisi anggota-anggota buruh hingga di level pabrik. Untuk itu, Ilhamsyah menyerukan persatuan antar organisasi karena musuh yang menindas buruh adalah satu, kapitalisme.
“Kalau kita tidak bergerak, urusan internal kita, kita sibuk dengan pergunjingan-pergunjingan, kita akan terpuruk, satu per satu anggota digerogoti, basis hilang, organisai hanya papan nama,” ungkapnya.
Menjawab soal kemunduran gerakan buruh tersebut, KPBI mencoba menggagas rapat akbar demi meningkatkan soliditas, konsolidasi dan semangat juang buruh. Rapat akbar dipercaya sebagai cara yang tepat untuk mendorong maju kembali gerakan buruh.
Bagaimana Rapat Akbar dan Aksi Nasional Berfungsi
Rapat akbar merupakan metode mobilisasi massa hingga ke level anggota dan bahkan keluarga anggota, untuk terlibat dalam pertemuan besar. Sementara, aksi nasional merupakan aksi serentak besar-besaran di berbagai kota, seperti halnya aksi Hari Buruh Internasional. Kedua agenda ini merupakan ruang partisipasi anggota dan tempat anggota berkumpul dalam jumlah besar. KPBI akan menggelar rapat akbar di berbagai kota pada November dan aksi nasional pada Desember 2018.
Ilhamsyah menyebutkan ada beberapa fungsi dari aksi rapat akbar dan konsolidasi nasional. Pertama, kedua agenda ini berfungsi untuk mengukur sejauh mana mesin organisasi bekerja. Ia berharap, federasi-federasi dapat mengerahkan sebanyak mungkin anggota, bahkan jika perlu anak dan pasangan anggota. Dengan begitu, mesin organiasi mesti bergerak maksimal. Dari sini, akan terlihat sejauh mana kekuatan organiasi.
“Kita harus mengakui kalau nanti tidak maksimal, tapi kalau maksimal, kita sebagai organisasi layak berbangga,” ujarnya.
Fungsi kedua, aksi massa dalam rapat akbar dan aksi nasional nanti juga penting untuk membangkitkan semangat dan keberanian gerakan buruh. Seperti dibahas di atas, buruh tengah membutuhkan suntikan semangat perlawanan. Aksi massa yang melibatkan banyak anggota bakal memberi semangat dan memompa keberanian buruh.
“Karena secara psikologis, orang yang membuat kita berani apa? Manusia sebagai makhluk sosial berani kalau ia banyak. Kenapa rapat akbar itu penting? Karena di situ keberanian akan muncul,” serunya.
Keberanian dan kekuatan itu pada akhirnya akan meningkatkan rasa kepercayaan diri, semangat juang, dan membangkitkan buruh dari keterpurukan.
“Ternyata , dari basis, sampai ujung, ekor basis kita tidak kelihatan. Ini adalah psikologi. Semakin banyak ia semakin kuat, semakin percaya diri, semakin berani,” ujarnya menggambarkan.
Alhasil, tema rapat akbar KPBI pada November ini adalah, “Perkuat Organisasi, Perhebat Perlawanan.” Tema ini diangkat karena rapat akbar akan memberikan perekat baru pada organisasi dan dengan begitu, memperkuat perlawanan untuk memperjuangkan hak-hak buruh.
Fungsi ketiga, rapat akbar dan aksi nasional bakal memperluas organisasi. Ini akrena buruh yang belum berorganisasi akan memilih untuk bergabung pada serikat yang besar dan bisa menggerakan anggota. Serikat yang terkonsolidasi jelas lebih mampu membela dan bertarung untuk kepentingan buruh ketimbang yang memiliki banyak anggota tapi tidak terkonsolidasi.
Untuk merawat dan membesarkan organisasi, untuk itu KPBI menyerukan agar organisasi bekerja keras menyiapkan rapat akbar dan aksi nasional. Terlebih, saat ini sudah memasuki momentum-momentum untuk menentukan upah buruh.
Rapat akbar dan aksi nasional KPBI bahkan diharapkan mampu mempengaruhi gerakan buruh secara umum untuk terus berlawan. Dengan begitu, gerakan buruh yang ragu-ragu untuk bergerak menjadi semakin terdorong untuk bergabung melawan.
“Gerakan buruh yang tidur akan terbangun. Aktif kalian harus posting semua kegiatan-kegiatan bersifat massal, media sosial, itu akan membangkitkan semangat orang-orang yang hari ini dalam ketakutan,” pungkas pria yang akrab dipanggil Boing itu.