Ikhsan Lutfi atau yang akrab disapa Pijo hadir dan memberikan dukungan dalam Aksi Nasional Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) bersama Gerakan Buruh untuk Rakyat (Gebrak) pada Sabtu, 9 Desember 2017 di Istana Negara, Jakarta.
Dalam orasinya mewakili Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jentera, Pijo menyoroti kaitan perjuangan buruh yang semakin berat akibat represi aparat pemerintah. Bukan saja Disnaker dan Birokrasi lainnya, tetapi juga aparat keamanan seperti TNI dan POLRI. “Aparat seharusnya berpihak kepada buruh, sebab mereka membayar pajak yang digunakan untuk membayar gaji polisi,” teriak Pijo dari mobil komando.
Aksi Nasional KBPI digelar dengan melibatkan basis anggota dari Tangerang, Karawang, Bekasi, Jakarta, dan Bandung. Aksi ini merupakan respon terhadap kebijakan Presiden Jokowi yang semakin liberal. “Liberalisasi upah, PHK, sistem kerja yang semakin menindas, hak reproduksi, dan berbagai kondisi buruk di tempat kerja adalah buah kebijakan Presiden yang anti rakyat,” lanjut Pijo.
Massa aksi melakukan unjuk rasa dari Balai Kota Jakarta menuju Istana Negara. Tepat di depan Gedung RRI massa aksi ditahan aparat kepolisian. Massa aksi sempat bersitegang sebab polisi berupaya menghalau agar tidak melanjutkan long march. Sesudah melalui negosiasi berbelit dan diterpa hujan deras, massa aksi menempatkan diri di pelataran seberang Istana.
Ilhamsyah, Ketua Umum KPBI, dalam orasi penutup aksi menyampaikan pernyataan sikap KPBI. “Persatuan adalah kunci. Bersatunya buruh, petani, nelayan, miskin kota, mahasiswa, kaum perempuan, dan semua elemen masyarakat adalah keniscayaan,” ucap Ilhamsyah dari mobil komando.
KPBI menyerukan lanjutan aksi pada keesokan harinya bertepatan dengan peringatan hari Hak Asasi Manusia Internasional, 10 Desember 2017. KPBI bersama organisasi lain tergabung dalam Koalisi Peringati (Koper) HAM. Aksi pada Minggu rencananya digelar jam 4 sore di depan istana.