Buruh Transportasi Dukung Petani Kendeng Tolak Pabrik Semen


Buruh.co, Jakarta – Buruh transportasi menyatakan dukungan pada petani rembang yang menolak pengoperasian pabrik semen milik PT.Semen Indonesia. Sudah lima hari terakhir para petani dari Rembang, Jawa Tengah, mengecor kaki dengan semen untuk menunjukan aksi penolakan itu. Jumlah tersebut terus bertambah hingga mencapai 41 orang.
Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI) mengerahkan 3 mobil pick up untuk membantu mengangkut 41 petani yang dicor kakinya dari LBH Jakarta, tempat mereka menginap, ke depan istana. Sebanyak 20 orang anggota Laskar Buruh FBTPI juga turun membantu kegiatan para petani. Para petani yang dicor kakinya membutuhkan bantuan para relawan untuk bergerak karena tidak mampu berjalan sendiri.

Anggota Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) itu beralasan solidaritas itu merupakan bentuk persatuan kelompok tertindas. “Solidaritas antar sektor rakyat ini sangat penting agar kita bisa melihat secara langsung bahwa yang berjuang dan yang di zolimi di negara ini tidak hanya buruh. Petani, pedagang kecil, nelayan kaum minoritas juga di perlakukan tidak adil di negri ini,” kata Ketua Umum FBTPI Ilhamsyah.
Ilhamsyah menekankan pembangunan semen di pegunungan kendeng itu tidak hanya merugikan petani, tapi juga seluruh rakyat. Maka, ia mengajak seluruh rakyat untuk bersolidaritas pada petani Rembang melawan pengoperasian pabtik semen. “Apabila perampasan tanah dan alih fungsi tanah menjadi pabrik terus terjadi yang pasti kelangkaan kebutuhan pangan akan mengancam seluruh rakyat,” tegasnya.
Tidak hanya itu, FBTPI juga mengundang perwakilan petani yang menolak pabrik semen itu hadir di Rapat Akbar pada 19 Maret 2017. Perwakilan itu akan mendapat kesempatan untuk menyampaikan orasi di hadapan sekitar 1.500 buruh dari sektor transportasi, pergudangan, dan pelabuhan. “Ayo galang mobilisasi untuk perjuangan kaum tani,” ajak Ilhamsyah yang juga merupakan Ketua Umum KPBI.

Para petani Kendeng memulai aksi mengecor kaki sejak Senin, 13 Maret 2017. Mereka mendesak Presiden Joko Widodo untuk membatalkan izin pabrik semen PT.Semen Indonesia di Rembang.
Aksi mengecor kaki ini adalah yang kedua kalinya. Setelah aksi pertama, pemerintah menjanjikan kajian lingkungan yang lebih mendalam sebelum menerbitkan izin pabrik semen. Sebelumnya, Mahkamah Agung juga sudah mencabut izin lingkungan perusahaan yang berpotensi merusak daerah serapan air pegunungan kendeng itu. Namun, Gubernur Jawa Tengah dari PDI-P Ganjar Pranowo kembali menerbitkan izin baru tanpa menghiraukan keputusan pengadilan tertinggi tersebut.