Buruh Laut, Darat, dan Udara, Bersatulah!

buruh transportasi

Buruh.co, Jakarta – Buruh sektor transportasi dinilai semakin penting untuk melakukan persatuan. Penilaian tersebut muncul dalam acara halalbihalal Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia.

Dalam acara yang digelar Minggu, 7 Juli 2019, di Jakarta Utara di Tanjung Priok itu, hadir buruh sektor transportasi dari berbagai serikat dan organisasi. Puluhan buruh itu merupakan perwakilan dari FBTPI, Federasi Pekerja Pelabuhan Indonesia, Pergerakan Pelaut Indonesia, Persatuan Sopir Truk Trailer Priok, Asosiasi Ojek Online Indonesia, dan SPSI AHM. Turut hadir juga perwakilan gerakan mahasiswa Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi.

Bacaan Lainnya

Salah seorang peserta, Nurul Amin, menjelaskan bahwa persoalan ketenagakerjaan di sektor transportasi dan pengorganisiran buruh transportasi tak bisa disamakan dengan para buruh di manufaktur. “Agar ada suatu terobosan dalam menyikapi persoalan hak dan aturan tenagakerja, ” ungkapnya. Buruh transportasi selama ini banyak masih tercerai berai dan belum berserikat. Padahal, berjibun hak-hak belum dipenuhi di tengah pekerjaan yang kerap memakan waktu berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan seperti para pelaut.

Persoalan yang banyak mendera supir di antarnaya adalah sistem kerja borongan atau berdasarkan jarak. Sementara, para pelaut kerap menjadi korban perdagangan manusia dan sistem kerja tidak berperikemanusiaan tanpa perlindungan negara. Bahkan, persoalan mendera buruh udara ketika terkait kepastian kerja. 

Menanggapi suara-suara semacam itu, Ketua FBTPI-KPBI Abdul Rosid menegaskan perlunya para buruh transportasi untuk memperkuat persatuan dan menyelesaikan masalah secara kolektif melalui serikat. “Kita membangun solidaritas dan saling berhubungan dengan saling kontak dan akan masukan usul kita akan ditindaklanjuti,” ujarnya

Sementara, Ketua Umum Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) Ilhamsyah mengusulkan adanya rapat akbar bersama buruh transportasi. “Agar tiga sektor bersatu dalam satu tujuan dengan melakukan rapat akbar dengan mengajak para paguyuban dan komunitas,” ujarnya. Rapat akbar merupakan metode yang dianggap mampu membangkitkan kesadaran dan kekritisan buruh dalam berjuang memenuhi hak-haknya. Selain itu, rapat akbar dianggap mampu mendongkrak rasa percaya diri buruh. Sebab, para buruh sadar bahwa ada persatuan yang menyangga dan menggerakan perjuangan bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.