Buruh Kereta Api Berharap Saksi Ahli Kuatkan Dakwaan Pidana Kekurangan Upah

Terdakwa kekurangan pembayaran upah Yudi Setiawan, berpakaian batik
Terdakwa kekurangan pembayaran upah Yudi Setiawan, berpakaian batik

Siaran Pers, Serikat Pekerja Kereta Api Jabodetabek, Selasa, 14 November 2017

Buruh.co, Jakarta – Serikat Pekerja Kereta Api Jabodetabek (SPKAJ-KPBI) berharap tiga saksi terakhir dalam pemidanaan pengusaha yang melanggar upah minimum memperkuat dakwaan. Jaksa Pentuntut Umum mendakwa Dirut PT.Kencana Lima Yudi Setiawan melanggar UU Tenaga Kerja pasal 185 jo pasal 90 karena membayar upah sekitar 250 pekerja loket PT.Kereta Api Commuter Line Jabodetabek di bawah UMP pada 2010-2011. Pria bergelar insinyur itu terancam pidana kurungan hingga 4 tahun penjara.

Bacaan Lainnya

Sidang pidana pada Rabu, 15 November 2017, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu rencananya akan menghadirkan tiga saksi. Mereka adalah saksi terakhir dari total 10 saksi dalam rangkaian persidangan. “Satu orang saksi ahli dan dua orang saksi dari perushaaan bagian HRD dan keuangan,” kata Ketua Serikat Pekerja Kereta Api Jabodetabek, Abet Faedatul Muslim pada Selasa, 14 November 2017.

SPKAJ berkomitmen akan terus mengawal persidangan untuk memastikan terdakwa pelanggar upah minimum itu mendapatkan sanksi maksimum. “Saksi ahli bisa saja akan meringankan, tapi sudah jelas dalam aturan dan pengakuan terdakwa, yang diperkuat saksi dari KCJ mengakui ada kekurangan pembayaran upah,” imbuhnya.

Abet menekankan hingga saat ini masih banyak buruh di PT.Kereta Api Indonesia yang mengalami pelanggaran hak-hak normatif. Pelanggaran itu di antaranya berupa kontrak/outsourcing illegal, pembayaran upah di bawah UMP, jam kerja, dan BPJS. “Pemidanaan ini harus menjadi pelajaran agar PT.KAI memperbaiki kondisi kerja para buruh. Perusahaan BUMN harus tunduk pada hukum ketenagakerjaan,” tegasnya.

Dari 2010 hingga 2011 PT kencana lima membayar upah di bawah Ump. Upah yang diterima buruh seharusnya Rp 1.118.000 pada 2010  dan Rp 1.290.000 pada 2011. Tapi, perusahan hanya mengupah Rp 1.069.000.

Berdasarkan nota pemeriksaan Kementerian Tenaga Kerja, perusahaan memiliki kekurangan pembayaran upah pada buruh sebesar 890 juta pada kurun 18 bulan mulai Januari 2010 hingga Juni 2011. Kekurangan itu terdiri dari Rp 440 juta kekurangan pembayaran upah minimum dan sisanya utang upah lembur.

Narahubung,

Ketua SPKAJ Abet Faedatul Muslim, +62 858-1435-4351

Departemen Pengembangan Organisasi SPKAJ Omen +62 813-8169-9590

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.