Dinamika Buruh

Truk Tangki Pertamina Kembali Terbakar di Jalanan Jakarta

Kebakaran Truk Tangki di Meruya (Sumber:Liputan6)

Buruh.co, Jakarta – Truk tangki bermuatan 32 ribu ton bahan bakar terbakar pada Jumat 00:15, 21 Juli 2017, di tol Meruya, Jakarta Barat. Kejadian diduga bermula dari pecah ban. Kecelakaan truk tangki kerap terjadi karena buruh dipaksa bekerja dalam jam kerja panjang.

Supir Truk, Bukhori Muslim, menceritakan ia mengalami pecah ban tepat sebelum kebakaran. “Cuman pecah ban, ada percikan api mungin itu yang menyebabkan kebakaran,” ujarnya sebagaimana dikutip Liputan6.com. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Sebanyak 13 mobil pemadam kebakaran langsung turun untuk memadamkan api. Pintu tol Meruya juga ditutup untuk menyikapi kebakaran tersebut. Kemacetan panjang juga tak terhindarkan.

Truk Pertamina terbakar pada 26 Februari 2017. (Foto:Buruh.co)

Pada Februari 2017, kejadian pecah ban juga mengakibatkan sebuah mobil tangki terbakar di TOL Jagorawi. “Saya coba memadamkan dengan pemadam api ringan, tapi tidak berhasil,” ujar Rosidin pada Buruh.co.

Selama ini, kecelakaan kerap terjadi salah satunya karena buruh dipaksa bekerja rata-rata 12 jam sehari. “Dua hari yang lalu aku dapat kiriman video kebakaran mobil tangki Pertamina di Banyuwangi, selang beberapa jam lakalantas di Cikajang, Garut yang menewaskan pengendara sepeda motor,” tulis Koordinator Departemen Advokasidi Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan (FBTPI-KPBI) Gallyta Noer Bawoel menanggapi kecelakaan di Meruya.

Di Jakarta Raya saja, empat buruh sudah tewas terbakar dalam tiga tahun belakangan. Status outsourcing membuat para buruh tidak mendapat hak-hak normatif seperti lembur dan kepastian kerja.

Kontrak dan outsourcing juga melatari para buruh di FBTPI-KPBI itu untuk mogok pada November 2016 selama 19 hari dan mogok di berbagai depot pada arus balik dan mudik lebaran 2017.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button